Oleh: Bahrul Muhit SE*
SEBAGIAN besar wilayah Indonesia merupakan lautan dan
mengandung posisi strategis, baik dari aspek pertahanan, keamanan, politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Indonesia juga berada di persimpangan
dunia, di antara dua benua dan dua samudera.
Letak strategis ini menjadikan Indonesia penting bagi Negara manapun
yang hendak membangun hubungan intemasional dan regional. Selain itu Indonesia
diapit dua samudera dan dua benua serta
berbatasan dengan 10 negara yang mengelilingi Indonesia, mulai dari
Malaysia, Singapura, India, Thailand, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Timor
Leste, dan Australia.
Namun demikian posisi
Indonesia yang sangat memungkinkan menjadi poros maritim dunia, saat ini belum
diikuti oleh infrastruktur dan armada yang belum dikelola dengan baik dan optimal, belum tersedianya keterampilan sumberdaya
manusia serta sentra industri pengolahan dan perdagangan berbasis komunitas
kelautan untuk menunjang poros
maritim di sedikitnya sepuluh wilayah
(zona) maritim, karena sektor kelautan bisa menghasilkan APBN yang sangat besar. untuk menunjang poros maritim.
Direktur Archipelago Solidarity (Arso) Foundation, Angelina Pattiasina mengatakan konsep poros maritim dunia, mengandung dimensi internasional, regional dan domestik, serta mencakup multisektoral dan kepentingan. Konsep poros maritim dunia ini menimbulkan kekhawatiran, kebijakan maritim Indonesia bakal menjadi pelengkap konsep besar Jalur Sutra Maritim (JSM) dari negara Tiongkok.
Direktur Archipelago Solidarity (Arso) Foundation, Angelina Pattiasina mengatakan konsep poros maritim dunia, mengandung dimensi internasional, regional dan domestik, serta mencakup multisektoral dan kepentingan. Konsep poros maritim dunia ini menimbulkan kekhawatiran, kebijakan maritim Indonesia bakal menjadi pelengkap konsep besar Jalur Sutra Maritim (JSM) dari negara Tiongkok.
Potensi Sumber Daya Alam (SDA) laut di kawasan timur Indonesia sangat
luar biasa dan ini dibuktikan dari banyak hasil penelitian ahli kelautan dari luar negeri, khususnya
dari negara-negara Eropa. Jadi, tantangan pemerintahan saat ini, adalah
bagaimana melahirkan satu konsep yang menaikkan daya tawar Indonesia di mata
dunia dalam bidang maritim, karena memang Indonesia secara lahiriah sudah
berada di poros maritim.
Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie
terkait dengan kondisi geopolitik
bangsa Indonesia mengatakan kawasan
perairan Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan penting dalam poros maritim
dunia. Hal itu dilihat dari kompetensi jalur laut yang dimiliki negara-negara
di kawasan tersebut. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki
39 selat yang memiliki keterkaitan dengan selat lain di kawasan Asia. Dari
jumlah tersebut, ada sejumlah selat yang dianggap sebagai lokasi strategis
jalur pelayaran. Dengan kepemilikan selat yang banyak, dan beberapa sangat
strategis maka kita jadi barometer kawasan dan kunci stabilitas
kawasan.
Seluruh alur pelayaran dunia yang
melalui jalur strategis di wilayah perairan Negara Indonesia akan dipergunakan
sebagai pendekatan diplomasi terkait dengan peran strategis bangsa
Indonesia. Peran utama pemerintah adalah keberpihakan pada industri bahari melalui akses modal untuk modernisasi, pendidikan
sumber daya manusia dan investasi infrastruktur. Seluruh kemampuan sebenarnya
sudah dikuasai, namun demikian
melakukan perubahan kebijakan dan
regulasi hingga ke daerah dalam kerangka otonomi harus dilakukan terlebih dahulu
agar terjadi sinergi untuk mewujudkan cita-cita bersama.
· Untuk
Menegakkan kedaulatan maritim, yang harus dilakukan pemerintah
dapat memanfaatkan teknologi
pertahanan dengan komitmen melakukan
deteksi dan penindakan tindakan kriminal di lautan antara lain untuk
memberantas aksi perompak, pencurian ikan, perusakan terumbu karang, wisata
bahari liar, illegal logging, human
trafficking hingga penyelundupan yang setiap tahun telah merugikan negara
ratusan triliun.
Selain itu, kita juga harus mendukung pembangunan tol laut karena
tol laut adalah bagian dari poros
maritim yang akan menjadi penghubung pelayaran, perdagangan, arus keluar masuk
barang dan manusia di kawasan asia khususnya Asia Tenggara. Ada sejumlah
pelabuhan yang dikembangkan sebagai pintu export dan import yang sekarang
sedang dibangun melalui konsep pendulum nusantara, antara lain di wilayah
Medan, Batam, Jakarta, Surabaya, Makassar dan Sorong- Papua yang akan
dilengkapi dengan kawasan pergudangan, bongkar muat serta pusat distribusi
domestik modern berbasis IT management - single gateway - untuk kepabeanan dan
keimigrasian. Setiap pelabuhan besar nantinya akan didukung oleh sepuluh
pelabuhan lain disekitarnya dan akan ada sentra industri kelautan.
· Membangun Indonesia sebagai poros
maritim dunia, adalah doktrin geopolitik yang akan membawa kejayaan
bangsa Indonesia. Para pemimpin bangsa Indonesia telah memiliki
pemahaman mendalam terhadap geopolitik. Hal itu akan membawa kesadaran
kepada bangsa dan rakyat Indonesia bahwa masa depan dunia berada di kawasan
Pasifik. Pimpinan bangsa ini telah mengeluarkan doktrin politik luar negerinya
yakni menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, terkandung tujuan
agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang dihormati oleh
bangsa-bangsa dunia.
Menjadikan Indonesia sebagai
poros maritim dunia memerlukan anggaran yang besar. perbaikan,
persiapan yang matang dan waktu yang panjang. Dalam waktu dekat, pembangunan infrastruktur, pondasi keamanan tol laut dan perhatian terhadap pembangunan armada
perang laut untuk melindungi jalur
pelayaran tol laut dan nelayan Indonesia
sangat diperlukan. Menjaga kedaulatan
maritim Indonesia termasuk Sumber Daya Alam di dalamnya juga harus dilakukan
pemerintah yang harus didukung oleh semua elemen masyarakat Indonesia agar
nantinya dapat terwujud negara Indonesia sebagai poros maritim dunia.
*) pemerhati
masalah kemaritiman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar