SAMAS BALI TOLAK REKLAMASI TELUK BENOA |
BALIINDEPTH - Aksi keliling Pulau Dewata
dalam rangka menolak Reklamasi Teluik Benoa yang dilakukan Samas Bali akan
mengunjungi beberapa Pura di pesisir. Di antaranya Pura Dalem Pengembak, Pura
Tanah Kilap, ke Pura Petitenget Seminyak, Pura Rambut Siwi, Pura Segara Rupek,
Pura Pulaki, Pura Monjok Batu, Pura Batu Belah Tulamben, Pura Bukit Asa akan
melakukan camp dan menikmati alam Bukit Asa, Pura Silayukti, Pura Dalem Segara
dan terakhir di Pura Dalem Sindhu.
- Tolak Reklamasi Teluk Benoa, Samas Bersepeda Keliling Bali
- 10 Bali Baru, Umpan Senayan untuk Teluk Benoa
I Dewa Made Merthakota, selaku Ketua Samas (Sekretariat Bersama Sepeda)mengatakan, bahwa salah satu permasalahan serius dari pengembangan proyek reklamasi Teluk Benoa ialah dampak berupa pengerusakan kawasan lingkungan. Karena itu, sikap komunitas sepeda ini, akan terus menolak dengan tegas rencana itu. Sikap ini dinamakan sebagai sikap 'Ngider Bhuwana', yakni berkeliling memohon kepada para leluhur dan sesuhunan (Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa) supaya memberikan petunjuk dan membatalkan Perpres No 51 Tahun 2014.
"Dengan
tidak adanya proyek Reklamasi Teluk Benoa maka Bali akan tetap selamat, aman,
damai dan lestari," ungkapnya.
Sementara
itu, AA Adi Ardana, anggota komisi II DPRD Propinsi Bali, menyatakan, secara
pribadi dirinya juga tegas menolak reklamasi Teluk Benoa. Dan untuk itu, segala
aspirasi dari masyarakat dan atau khsusunya pagi ini, oleh Komunitas Samas Bali
akan dilanjutkan untuk disampaikannya dalam rapat-rapat untuk disampaikan
kepada pemimpin daerah di Bali dan juga wakil-wakil rakyat yang berada di
lingkungan DPRD Bali.
"Saya
secara pribadi mengapresiasi apa yang dilakukan teman-teman. Aspirasi ini akan
saya tampung dan akan saya sampaikan mengenai aksi Tolak Reklamasi Teluk Benoa
ini," ucapnya.
Koordinator
ForBALI, I Wayan 'Gendo' Suardana, menyatakan, sangat mengapresiasi dan
mendukung penuh aksi yang dilakukan oleh masyarakat Bali yang sudah tegas
menolak rencana proyek reklamasi tersebut. Dengan begitu, singkatnya, bisa
dipastikan jika masyarakat sudah mengambilalih fungsi yang seharusnya dilakukan
oleh pemimpin rakyat atau wakil rakyat. Dengan begitu, maka, yang terjadi di
pagi ini ialah rakyat telah kehilangan kepercayaannya kepada wakil rakyat di
Gedung Dewan DPRD Propinsi Bali, sehingga mereka memilih bergerak sendiri
dengan memulai dr Gedung Dewan.
Gendo
juga mengapresiasi sikap wakil rakyat, AA Adi Ardana, yang masih terbuka
hatinya untuk menjadi wakil rakyat di Propinsi Bali yang berani
menyuarakan penolakan Reklamasi Teluk Benoa.
Singkatnya,
lanjut Gendo, aksi ini ialah aksi simbolis, karena komunitas Samas yang
sudah merasa bahwa kehilangan wakilnya, bergerak dari rumah rakyat untuk
menyuarakan penolakan, tanpa perlu lagi diwakilkan. Alias pengambilalihan tugas
rakyat.
"Semoga
semuanya selamat dan empat hari ke depan akan bertemu lagi di Denpasar,"
ujar Gendo.
Dijadwalkan
aksi ini akan digelar selama tiga hingga empat hari ke depan. Hampir semua Pura
Pesisir, akan dijajaki untuk nangkil (memohon secara spritual kepada Tuhan)
supaya Bali diselamatkan.
dari
pantaun awak media, sampai pukul 18.50 Wita, para PEjuang bersepeda ini telah
sampai di Pura Rambut SIwi Jembrana dan bermalam disana dan besok pagi
selanjutnya akan melanjutkan perjalanan menuju Pura berikutnya. (BiD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar