Gerakan penolakan rencana Reklamasi Teluk Benoa terus
disuarakan. Kali ini, Pasubayan Desa Adat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa
melakukan Aksi Pemasangan Bendera Bali Tolak Reklamasi secara Serentak pada
Sabtu, 28 Mei 2016. Pemasangan bendera BTR (Bali Tolak Reklamasi) dilakukan di
15 desa adat dimulai pukul 15.00.
DESA adat yang melakukan pemasangan bendera penolakan reklamasi Teluk
Benoa antara lain Kuta, Legian, Seminyak, Kepaon, Kesiman,
Sidakarya, Sanur, Pedungan, Denpasar, Renon, Sukawati, Ketewel, Cucukan, Medahan, Pasedahan. Total bendera yang terpasang di 16 titik
yang tersebar di kabupaten Badung, Gianyar, Karangasem, dan Kota Denpasar
berjumlah lebih dari 3000 bendera.
Dimulai pukul
15.00 Desa Pakraman yang tergabung di dalam Pasubayan Desa Pakraman Bali Tolak
Reklamasi Teluk Benoa bergerak serentak mengibarkan bendera simbol penolakan
terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa.
Di kabupaten Karangasem, tepatnya di Desa Pakraman
Pasedahan, Bendesa Pakraman Pasedahan I Wayan Swenten memimpin langsung bersama
pengurus Desa Pakraman dan Sekaa Teruna-Teruni (STT) mengibarkan ratusan bendera
simbol penolakan mereka terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa di pusat desa
mereka sepanjang Jalan I Gusti Ngurah Tanganan.
“Ini merupakan salah satu bukti autentik semakin tegasnya
Desa Pakraman Pasedahan menolak reklamasi Teluk Benoa, Dan tetap konsisten
sesuai dengan pernyataan kami diawal hingga Presiden Jokowi membatalkan Perpres
51 tahun 2014” ungkap I Wayan Swenten.
Di kabupaten Gianyar, Desa Pakraman Lebih, Ketewel,
Sukawati, Medahan dan Cucukan serentak mengibarkan bendera penolakan reklamasi
teluk benoa di wilayah mereka. Sebagaimana yang diungkapkan Kadek Tila,
Koordinator Sukawati Tolak Reklamasi,Pemasangan
atribut ini, bertujuan untuk terus menggerakan semangat dan meyakinkan
masyarakat bahwa gerakan ini tidak hanya cukup saat deklarasi semata.
“Pengibaran bendera tolak reklamasi merupakan tanda atau
sinyal keras bagi pemerintah untuk bersikap tegas untuk segera menghentikan
rencana reklamasi teluk benoa, desa adat pakraman khususnya desa adat sukawati
telah menolak reklamasi tersebut dan pemerintah harus membatalkan perpres 51
tahun 2014 dengan segera” desak Kadek Tila. Kadek Tila menambahkan gerakan ini
bukanlah segelintir orang yang mengatas namakan desa adat, gerakan ini telah
menjadi kesepakatan bersama dan desa adat pekraman sukawati tegas menolak
reklamasi.
Di Kota Denpasar,
pengibaran bendera dilakukan di desa-desa pakraman yang juga tergabung di dalam
pasubayan diantaranya Kepaon, Kesiman, Sidakarya, Sanur, Pedungan, Denpasar,
Renon dan juga di komunitas pemuda di Sumerta.
Di Desa Pakraman
Denpasar, Ngurah Gede Dharma Yuda selaku Penyarikan 2 prajuru Desa Pakraman
Denpasar mengungkapkan, "kami dari Desa Pakraman Denpasar melakukan
pemasangan bendera serentak, hal ini merupakan simbul perjuangan rakyat Bali
dalam hal ini desa Pakraman Denpasar yang tidak akan ada habis-habisnya, sekali
dikibarkan pantang untuk diturunkan."
Sementara itu, di desa pakraman Kepaon, Kota Denpasar
menurut Kadek Bobby Susila Desa Adat Kepaon salah satu desa yang berbatasan
langsung dengan Teluk Benoa sangat menyadari dampak yang akan ditimbulkan dari
reklamasi Teluk Benoa. Berkaca dari reklamasi pulau serangan seluas 400ha tahun
dan pengerjaan proyek JDP ( jembatan diatas perairan ) Desa Kepaon disambangi
air pasang tengah malam bahkan menggenangi area pura. Maka dari itu berdasarkan
hasil paruman sabha Desa Kepaon menutuskan menolak reklamasi Teluk Benoa. “Bagi
kami rencana reklamasi teluk benoa adalah proyek tipu tipu penguasa dan
pengusaha karena rakyat tak pernah dilibatkan. Pengibaran bendera ini adalah
penegasan sikap kami, bagi kami di desa kepaon menolak reklamasi adalah harga
mati” tegas Bobby Susila.
Kabupaten Badung,
Kabupaten yang berhadapan langsung dengan Teluk Benoa, pengibaran bendera
serentak juga dilakukan di Kuta, Legian dan Seminyak. Di
Desa Pakraman Kuta, Pengibaran bendera tolak reklamasi di Desa Pakraman Kuta
dilakukan Forum Kuta Perjuangan dan Yowana Desa Pakraman Kuta yang di ikuti
oleh pemuda dari masing-masing 13 Sekaa Truna Truni di Desa Pakraman Kuta.
Dikoordinir ketua Yowana Desa Pakraman Kuta, ratusan bendera berkibar di
sepanjang sepanjang jalan Raya Kuta, jalan Bakung Sari, jalan Buni Sari, jalan
Legian, jalan Tegal Wangi.
Ketua Yowana Desa
Pakraman Kuta, tujuan pendirian bendera ini agar lebih memantapkan bahwa Desa
Adat Kuta menolak reklamasi Teluk Benoa. Sebagai kawasan pariwisata, Desa
Pakraman Kuta menurutnya juga sering kali dipakai tempat diselenggarakannya
acara yang mendatangkan pejabat pusat. “Pengibaran bendera ini juga di tujukan
kepada para pejabat utamanya pejabat pusat untuk melihat bahwa Desa Pakraman
Kuta sebagai salah satu bagian dari Pasubayan Desa Pakraman Bali Tolak
reklamasi Teluk Benoa yang tegas menolak reklamas Teluk Benoa” ungkap Gusman
Saputra, Ketua Yowana Desa Pakraman Kuta
Ditanya soal
penggunaan logo ForBALI, Koordinator Pasubayan Desa Pakraman Bali Tolak
Reklamasi Teluk Benoa menjelaskan bahwa penggunaan simbol tersebut sudah sesua
dengan hasil rapat Pasubayan Desa Pakraman. “ForBALI itu adalah wadah aspirasi
penolakan reklamasi Teluk Benoa dari krama Bali yang notabene adalah hampir
seluruhnya krama (warga) dari desa pakraman yang tergabung
di dalam pasubayan. Keberadaan ForBALI adalah bagian tak terpisahkan dalam
perjuangan pasubayan tolak reklamas teluk benoa. ForBALI berada di bawah desa
pakraman” ujar I Wayan Swarsa yang juga Bendesa Pakraman Kuta.
Sementara tu,
Koordinator ForBALI menjelaskan, perjuangan menolak reklamas teluk benoa tidak
akan berhenti dan tidak akan kenal lelah sampai reklamasi teluk benoa
dihentikan dan perpres 51 tahun 2014 dibatalakan. Pengibaran bendera secara
serentak ini menurutnya adalah bentuk dari perjuangan yang tidak pernah henti
tersebut. “Pengibaran
bendera secara serentak sebagai simbol perjuangan rakyat Bali yg tiada kenal
henti” papar I Wayan Gendo Suardana.
Aksi pengibaran
bendera tolak reklamasi ini ini dilakukan untuk mempertegas sikap Desa Pakraman
dalam menolak reklamasi Teluk Benoa, dan untuk memperlihatkan bahwa perlawanan
terhadap reklamasi Teluk Benoa ini semakin membesar. Dan sampai saat berita ini
dibuat, pengibaran bendera di beberapa titik masih terus berlangsung.
Pengibaran bendera tolak reklamasi
Teluk Benoa ini akan kembali dilakukan, terutama oleh desa adat dalam Pasubayan
Desa Pakraman Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa yang belum melakukan pengibaran
Bendera. (ForBali)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar