MENUNGGU waktu digelarnya persembahyangan bersama oleh Pasubayan Desa
Adat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa pada hari ini (Minggu, 10/4) di Pura Sakenan,
Pulau Serangan, Denpasar untuk memohon rest uterus berjuang menolak reklamasi
berkedok revitalisasi teluk benoa, rakyat bali di berbagai penjuru Bali
antusias memasang baliho dan atribut penolakan reklamasi Teluk Benoa.
Di Nusa
Dua, Bali
Sekaa Teruna Teruni (STT) Banjar Penyarikan dan Bocah-Bocah
Creative (BBC), Bualu, Nusa Dua siang tadi mendirkan baliho penolakan reklamasi
teluk benoa di wilayah mereka. Hadir juga di dalam pemasangan baliho tersbut
Ketua BBC I wayan Santika bersama kepala lingkungan penyarikan I Nyoman
Sueta, SE. dan juga Jro Mangku Angin.
I Nyoman Sueta, Kepala Lingkungan Penyarikan menjelaskan,
Pemasangan Baliho tersebut adalah sebagai bentuk permohonan restu kepada Jro
Gede Mecaling agar diberikan restu menuju persembahyangan bersama Pasubayan
Desa Adat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa. “sesuai dengan simbol yang yang
kami pasang di baliho adalah JRO gede Mecaling yang berstana di Pura Dalem
Nusa, agar Ida Betara nuntun perjalanan kami dan kami diberikan
restu acara persmbhyang sebentar lagi. Kami menganggap beliau lah yang menuntun
kita dlm perjalanan dan perjuangan menolak reklamasi teluk benoa ini” papar
nyoman sueta.
Sementara itu, ketua BBC menjelaskan pemasangan baliho
selain sebagi bentuk permohona restu kepada ida betara yang berstana di Pura
Dalem Nusa, pendirian baliho tersebut untuk meminta kepada Presiden Joko Widodo
agar segera mencabut perpres 51/2014. “Kepada Bapak Presiden RI Joko Widodo
agar mencabut Perpres 51 Tahun 2014. Pencabutan perpres 51 tahun 2014 ini
sangatlah penting selain untuk menghentikan rencana reklamasi Teluk Benoa serta
pencabutan Perpres No 51/2014 agar melepaskan Presiden dari jebakan rezim
sebelumnya” Papar Wayan Santika.
Di Legian, Kuta, Bali
Di sepanjang jalan legian, Kuta,
masyarakat legian yang dikoordinir oleh Solidaritas Legian Peduli (SOLID)
melakukan pemasangan panji-panji penolakan reklamasi Teluk Benoa. di hubungi
langsung, Koordintor SOLID Tolak Reklamasi Teluk Benoa menjelaskan pemasangan
panji-panji tolak reklamasi teluk benoa tersebut untuk menyampaikan pada
khalayak luas dan mendapatkan reaksi dari wisatawan yang berada di wilayah
legian untuk menanyakan langsung kepada masyarakat legian tentang alasan
penolakan reklamasi teluk benoa. sebagai daerah pariwisata menurutnya pemasang
baliho tersebut akan menadapatkan perhatian lebih. “Mengingat kita daerah kawasan wisata, kita yakin akan
mendapat fokus perhatian lebih. Hal ini jg kita buktikan secara langsung
mendapat reaksi wisatawan dgn dgn bertanya kpd masy dan mendapatkan review
positif ikut mendukung pergerakan ini krn yg mrk inginkan adl wisata budaya dan
kealamian Bali utk dtg kesini” papar Koordintor SOLID AA. Putu Oka Hartawan.
Ia juga menjelaskan sebagai
daerah yang berada di kawasan pariwisata, legian tidak anti dengan invetasi
akan tetapi menurrutnya investasi yang merusak seperti rencana reklamasi teluk
benoa harus dibatalkan karena reklamasi teluk benoa justru akan menghacurkan
pariwisata bali yang ada saat ini. “Panji-panji kita sengaja dipasang dijalan
utama Jl Legian-Kuta sebagai bentuk protes atas adanya rencana reklamasi Teluk
Benoa dan meminta agar Perpres 51/2014 segera dicabut” ujaranya. Pencabutan
perpres 51/2014 dengan mengembalikan Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi
akan menghindarkan bali dari kerusakan yang lebih parah. Untuk terus membela
ibu pertiwi, koordinator SOLID juga menekankan jika semua panji-panji yang
dipasang adalah swadaya dari masyarakat Legian, dengan sukarela membelinya atas
dasar hati nurani. (ForBali)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar