Sekitar dua puluh ribuan rakyat Bali mengikuti deklarasi
tolak reklamasi Teluk Benoa oleh Desa Pakraman Renon, Denpasar Minggu (29/05). Mereka
bergerak menyuarakan aspirasi penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa
sambil membawa bendera putih bertuliskan ForBali.
MENUJU lokasi
deklarasi Desa Pakraman Renon, puluhan ribu massa dari seluruh Desa Pakraman
yang tergabung dalam Pasubayan Desa Pakraman dan komunitas-komunitas di luar
Desa Pakraman bekumpul di Parkir Timur Lapangan Renon pada pukul 14.00 selanjutnya
melakukan longmarch menuju perempatan pasar, Desa Pakraman
Renon melewati Jalan Moh. Yamin, Jalan Pemuda, Tukad Yeh Aya dan Jalan Tukad
Balian. Di perempatan Pasar Desa Pakraman Renon, massa aksi yang mengikuti longmarch menjemput massa aksi dari Desa
Pakraman Renon dan disambut dengan gong baleganjur.Massa berjejer sepanjang
kurang lebih 2 kilometer bernyanyi dan berorasi sepanjang jalan, mendesak
rencana reklamasi Teluk Benoa segera dihentikan.
Desa
pakraman renon, telah menyatakan penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk
Benoa sejak 8 April 2016, pada tanggal tersebut Desa Pakraman Renon menyatakan
menolak reklamasi berdasarkan hasil paruman (rapat) desa pakraman. “penolakan
reklamasi teluk benoa oleh desa pakraman renon berdasarkan hasil paruman desa
pada tanggal 8 april 2016”kata Made Sutama.
Pegerakan
menolak rencana reklamasi Teluk Benoa adalah pergerakan yang dilakukan oleh
Sekaa Teruna se-Desa Pakraman Renon dan di backup masyarakat Desa Pakraman Renon.
Deklarasi Desa Pakraman Renon merupakan kebulatan tekad masyarakat Desa
Pakraman Renon untuk menolak reklamasi Teluk Benoa. “penolakannya oleh Desa
Pakraman Renon sampai dengan rencana reklamasi Teluk Benoa dihentikan dan
Perpres 51 Tahun 2014 di batalkan” ujar Bendesa Pakraman Renon, I Made Sutama.
Selain
orasi dari Bendesa Pakraman Renon, orasi juga disampaikan oleh Bendesa yang
tergabung di dalam pasubayan Desa Pakraman. Ida bagus Ketut Purba Negara,
Bendesa Pakraman Buduk di dalam orasinya menyampaikan gedung-gedung yang
ditempati oleh pejabat itu adalah gedung milik rakyat dan keberadaan para
pejabat disana atas kehendak rakyatnya. Menurutnya jika para pejabat itu tidak
lagi mendengarkan suara rakyat yang menolak reklamasi Teluk Benoa maka rakyat
Bali berhak untuk mengambil kembali gedung tersebut. “kalo mereka tidak
penolakan reklamasi teluk benoa oleh rakyat bali, kita berhap mencbut mandate
yang kita berikan kepada mereka dan mengambil alih gedung-gedung tersebut”
ujarnya.
Wayan
Gendo Suardana Koordinator ForBALI menyampaikan gerakan tolak reklamasi teluk
benoa semakin mendapatkan tempat di hati rakyat karena tujuan dari gerakan
tolak reklamasi teluk benoa jelas yaitu untuk menolak rencana reklamasi Teluk
Benoa dan mengembalikan teluk benoa sebagai kawasan konservasi. Justru, menurutnya
pihak yang pro di desa adatnya telah menolak reklamasi teluk benoa. “ini adalah
fakta, mereka yang dianggap sebagai ahli gagal meyakinkan desanya dan kini
desa-desa pakraman dimana mereka tinggal menolak rencana reklamasi teluk benoa”
ungkap Gendo.
Di dalam
orasinya, Gendo Sardana juga menyangkal tudingan bahwa aksi hari minggu tidak
tepat karena seharusnya berdasarkan tudingan yang diarahkan kepada gerakan
tolak reklamasi Teluk Benoa aksi dilakukan di hari kerja agar di dengar oleh
pejabat berwenang sehingga bisa ditindaklanjut. Gendo membantah tudingan
tersebut, menurutnya di jaman serba modern dan banyak media yang memberitakan
aksi justru seharusnya memberikan kemudahan bagi pejabat untuk mendengarkan
aspirasi rakyatnya. Gendo juga menyampaikan sebelum aksi-aksi yang diadakan
pada hari minggu aksi tolak reklamasi Teluk Benoa juga dilakukan di hari-hari
kerja, tapi juga tidak mendapatkan respon dari pemerintah. “kalau Gubernur Bali
bsai mendengar aspirasi rakyat Bali yang menolak reklamasi Teluk Benoa,
harusnya sudah dari dulu dia sudah bersurat ke presiden untuk meminta
pencabutan perpres 51 tahun 2014, karena sejak tiga tahun lalu aksi penolakan
reklamasi teluk benoa juga dilakukan pada hari kerja. Fakta menunjukkan bahwa
Gubernur Bali memang tidak mendengar aspirasi rakyat Bali” papar Gendo.
Aksi
deklarasi penolakan reklamasi Teluk Benoa oleh Desa Pakraman Renon ditutup
dengan penandatangannan Deklarasi Renon oleh Bendesa Pakraman Renon, perwakilan
Pasubayan Desa Pakraman Tolak Reklamasi Teluk Benoa dan Koordinator ForBALI.
Usai penandatanganan, massa kembali ke Parkir Timur Lapangan Renon dan
membubarkan diri. (ForBali)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar